Langsung ke konten utama

ANJURAN TRADISI SUNGKEMAN DALAM ISLAM

 

Lebaran adalah hari dimana kita bertemu dengan orang-orang yang kita cintai terlebih adalah orang tua. Tradisi sungkeman ini bukan hanya kepada orang tua yang melahirkan namun juga kepada orang yang lebih tua baik itu keluarga dan juga guru untuk menunjukkan rasa berterima kasih atas bimbingan dari lahir sampai dewasa.

Tradisi sungkeman menimbulkan banyak kontradiksi anggapan bahwa sungkeman tidak dianggap ajaran Nabi. Namun kalau kita melihat dari sisi baiknya adalah sungkumen menunjukan kita menghormati orang yang lebih tua. Imam Nawawi mengatakan dalam kitab Riyaduttolibin. " Tidak makruh  mencium tangan karena kezuhudan, keilmuan dan faktor usia lebih tua."

Hukum sungkemanan bisa dilihat dari dua sisi, pertama hukum asal dan kedua, hukum tradisi. Hukum asalnya adalah bentuk takzim kepada orang tua hukumnya sunnah. Sedangkan kalau kita melihat dari hukum tadisi adalah sungkeman merupakan warisan dari nenek moyang kita yang harus terus dilestarikan karena Islam mengajarkan untuk merawat tradisi selama tidak bertentangan dengan agama.

Rosulullah bersabda "Berbudilah dengah akhlak yang baik kepada manusia." [HR. Turmudzi]. Saat ditanya apa yang dimaksud etika yang baik. Sayyidina Ali menjawab " Beretika yang baik adalah mengikuti tradisi dalam segala hal selama bukan kemaksiatan."

Imam Ghazali mengatakan "Beretika yang baik dengan manusia adalah engkau tidak menuntut mereka sesuai kehendakmu, namun hendaknya engkau menyesuaikan dirimu sesuai kehendak mereka selama tidak bertentangan dengan syari'at.

Sungkeman bukan tradisi yang haram, sungkeman justru tradisi yang baik yang dianjurkan oleh Nabi untuk beretika baik kepada sesama manusia. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sarinah Percayalah Engkau Tidak Sendiri

 Sarinah air matanya menggenang saat ia mengenang suami yang baru 100 hari meninggalkan untuk selamanya akibat kanker hati yang di deritanya. Ini adalah masa sulit Sarinah ia harus merawat dua anak lelaki hasil dari pernikahan. dari balik kaca spion tengah mobil Sarinah mengusap matanya dengan tisu sambil mengendong anak balitanya yanh sedang dipangkuan, sedang anak satunya lagi menikmati pemandangan dari samping kaca jendela. Hari ini adalah hari wisuda sebagai peserta hafalan Quran di sekolahnya. Sarinah semakin sedih saat anak pertamanya mau prosesi wisuda ia malah tiada padahal ini adalah cita-cita ayahnya ingin mempunyai anak yang mempunyai pendidikan agama yang mendalam. Kini dua anaknya yatim, Sarinah seorang diri merawat dan membesarkan kedua anaknya. Untung keluarga dari mendiang suaminya mendukung dan bertanggung jawab untuk tetap meninggali rumah orang tua mendiang suami bersama-sama anaknya.  Rasinah perempuan asal Medan, orang tuanya merantau ke Bogor dia sejak ke...

Tak Tahan Lagi Sarinah Ingin Mengakhiri

#2 Sarinah merasa hatinya tersayat-sayat saat mendengar cerita dari tetangga tentang dirinya, ia merasa kehadiran di rumah menjadi sumber masalah. Hatinya perih ia bertanya-tanya dalam lamunan, "kenapa mama tidak bilang langsung pada saya". Ia menyadari dialah bukan siapa-siapa pil pahit mau tidak mau harus di telan. Kata hatinya ia ingin memeluk mamahnya yang jauh di sana sambil menikmati tungku kayu bakar mengenang masa kecil di pojokan rumah panggung khas suku Melayu beratap seng karat yang bisa menghalau rasa dingin  juga beradaptasi dengan gempa. Selimut tebal mampu menyembunyikan rasa perih di depan anak-anak, sesekali ia menjelma tegar di depannya tapi hatinya begitu lemah dan pilu. Sarinah tak kuasa lagi bertahan di rumah mertua. Saat semuanya menjelma malaikat hati Sarinah begitu bahagia, kesedihan kehilangan suaminya sejenak menghilang, tapi saat mertuanya menjadi iblis rasa ingin keluar jauh-jauh dari rumah ini muncul kembali, yang membuat Sarinah bertahan hanyalah...