Lebaran adalah hari dimana kita bertemu dengan orang-orang yang kita cintai terlebih adalah orang tua. Tradisi sungkeman ini bukan hanya kepada orang tua yang melahirkan namun juga kepada orang yang lebih tua baik itu keluarga dan juga guru untuk menunjukkan rasa berterima kasih atas bimbingan dari lahir sampai dewasa.
Tradisi sungkeman menimbulkan banyak kontradiksi anggapan bahwa sungkeman tidak dianggap ajaran Nabi. Namun kalau kita melihat dari sisi baiknya adalah sungkumen menunjukan kita menghormati orang yang lebih tua. Imam Nawawi mengatakan dalam kitab Riyaduttolibin. " Tidak makruh mencium tangan karena kezuhudan, keilmuan dan faktor usia lebih tua."
Hukum sungkemanan bisa dilihat dari dua sisi, pertama hukum asal dan kedua, hukum tradisi. Hukum asalnya adalah bentuk takzim kepada orang tua hukumnya sunnah. Sedangkan kalau kita melihat dari hukum tadisi adalah sungkeman merupakan warisan dari nenek moyang kita yang harus terus dilestarikan karena Islam mengajarkan untuk merawat tradisi selama tidak bertentangan dengan agama.
Rosulullah bersabda "Berbudilah dengah akhlak yang baik kepada manusia." [HR. Turmudzi]. Saat ditanya apa yang dimaksud etika yang baik. Sayyidina Ali menjawab " Beretika yang baik adalah mengikuti tradisi dalam segala hal selama bukan kemaksiatan."
Imam Ghazali mengatakan "Beretika yang baik dengan manusia adalah engkau tidak menuntut mereka sesuai kehendakmu, namun hendaknya engkau menyesuaikan dirimu sesuai kehendak mereka selama tidak bertentangan dengan syari'at.
Sungkeman bukan tradisi yang haram, sungkeman justru tradisi yang baik yang dianjurkan oleh Nabi untuk beretika baik kepada sesama manusia.
Komentar
Posting Komentar