Langsung ke konten utama

Postingan

Tak Tahan Lagi Sarinah Ingin Mengakhiri

#2 Sarinah merasa hatinya tersayat-sayat saat mendengar cerita dari tetangga tentang dirinya, ia merasa kehadiran di rumah menjadi sumber masalah. Hatinya perih ia bertanya-tanya dalam lamunan, "kenapa mama tidak bilang langsung pada saya". Ia menyadari dialah bukan siapa-siapa pil pahit mau tidak mau harus di telan. Kata hatinya ia ingin memeluk mamahnya yang jauh di sana sambil menikmati tungku kayu bakar mengenang masa kecil di pojokan rumah panggung khas suku Melayu beratap seng karat yang bisa menghalau rasa dingin  juga beradaptasi dengan gempa. Selimut tebal mampu menyembunyikan rasa perih di depan anak-anak, sesekali ia menjelma tegar di depannya tapi hatinya begitu lemah dan pilu. Sarinah tak kuasa lagi bertahan di rumah mertua. Saat semuanya menjelma malaikat hati Sarinah begitu bahagia, kesedihan kehilangan suaminya sejenak menghilang, tapi saat mertuanya menjadi iblis rasa ingin keluar jauh-jauh dari rumah ini muncul kembali, yang membuat Sarinah bertahan hanyalah...

Sarinah Percayalah Engkau Tidak Sendiri

 Sarinah air matanya menggenang saat ia mengenang suami yang baru 100 hari meninggalkan untuk selamanya akibat kanker hati yang di deritanya. Ini adalah masa sulit Sarinah ia harus merawat dua anak lelaki hasil dari pernikahan. dari balik kaca spion tengah mobil Sarinah mengusap matanya dengan tisu sambil mengendong anak balitanya yanh sedang dipangkuan, sedang anak satunya lagi menikmati pemandangan dari samping kaca jendela. Hari ini adalah hari wisuda sebagai peserta hafalan Quran di sekolahnya. Sarinah semakin sedih saat anak pertamanya mau prosesi wisuda ia malah tiada padahal ini adalah cita-cita ayahnya ingin mempunyai anak yang mempunyai pendidikan agama yang mendalam. Kini dua anaknya yatim, Sarinah seorang diri merawat dan membesarkan kedua anaknya. Untung keluarga dari mendiang suaminya mendukung dan bertanggung jawab untuk tetap meninggali rumah orang tua mendiang suami bersama-sama anaknya.  Rasinah perempuan asal Medan, orang tuanya merantau ke Bogor dia sejak ke...

STORY TELLING KANCIL DAN BUAYA

 

MENGENANG KH MAKHTUM HANAN KIAI TEGUH DENGAN PRINSIP

  Ada kilasan kenangan bersama Romo KH. Makhtum Hannan, sesepuh Cirebon dan pendiri serta pengasuh Pondok Pesantren Masyariqul Anwar Babakan Ciwaringin Cirebon. Tidak lama sebelum beliau wafat, saya mengisi bedah buku “ Islam Mazhab Cinta; Cara Sufi Memandang Dunia ” bersama Kang Jamaluddin Muhammad, yang diadakan di Aula Pondok Pesantren Masyariqul Anwar Babakan, dan dihadiri ratusan santri beliau. Acara bedah buku ini ternyata ide dan inisiatif beliau, yang tujuannya adalah memberi wawasan lebih kepada para santri dan menanamkan kesadaran akan pentingnya menulis. Setelah bedah buku usai, saya berkesempatan makan dan berbincang-bincang bersama beliau tentang banyak hal. Di antaranya tentang kesukaan beliau terhadap dunia tasawuf, mendiskusikan isi buku saya yang dibedah, kisah perlawanan terhadap pembangunan Tol, dan keinginan beliau yang kuat agar santrinya berwawasan luas. Dan salah satu topik yang dibicarakan adalah soal kematian sebagai salah satu tema yang ada di buku “ Islam...

KAROMAH KH. ABBAS BUNTET PESANTREN SAAT PERANG 10 NOVEMBER 1945 Bagian 4

Cerita lain, Kiai Abbas pernah menerima tamu seorang preman antek Belanda yang mengancamnya dengan sebuah belati. Saat ditodong, posisi tangan kanan Kiai Abbas sedang memegang Al-Qur’an dan tangan kirinya dijepit oleh preman tersebut. Sementara ujung belati yang tajam menempel tepat di leher Kiai Abbas. Melihat kiainya sedang dalam kondisi bahaya, para santri dan masyarakat Buntet langsung mengelilingi Kiai Abbas. Namun beliau meminta semuanya untuk menyingkir. Kiai Abbas tidak memperlihatkan keraguan sedikit pun saat menjadi tawanan preman itu. Dengan gerakan sangat cepat, hanya dengan sebuah gerakan, dengan Al-Qur’an masih dipegang oleh tangan kanannya, Kiai Abbas bisa menjatuhkan preman tersebut. Saat santri dan masyarakat hendak menghakimi preman itu, Kiai Abbas melarangnya. “Jangan dipukuli, dia orang gila,” ujar Kiai Abbas saat itu. Merasa nyawanya diselamatkan nyawanya dan takjub dengan sikap Kiai Abbas yang tidak memiliki rasa dendam, preman tersebut akhirnya menjadi salah satu...

KAROMAH KH. ABBAS BUNTET PESANTREN SAAT PERANG 10 NOVEMBER 1945 Bagian 3

Dalam berita Kedaulatan Rakjat yang bersumber dari pihak Inggris, disebutkan bahwa sejak terjadinya pertempuran di Surabaya, sampai dengan 17 Desember 1945, tentara Inggris menderita kerugian 7 pesawat Thunderbolt. Dalam kisah yang lain, dalam pertempuran itu Kiai Abbas menaburkan kerikil dan pasir ke arah tentara Inggris, namun seolah-olah menjadi senjata dan bom dimata lawan, hingga membuat pasukan sekutu lari terbirit-birit. Pada tanggal 13 November 1945, Kiai Abbas dan sejumlah rombongan kiai lainnya tiba dengan selamat di Pondok Pesantren Rembang. Saat akan menuju Surabaya, Kiai Abbas meminta bungkusan bakiak kepada pengawalnya sekaligus memintanya untuk tidak ikut bergabung ke Surabaya dan tetap menunggu di Rembang. Walaupun semangat juang Abdul Wachid cukup menggelora, tetapi dia tidak berani melawan perintah Sang kiai. Ia tetap tinggal di Rembang, hingga pada 13 November 1945, rombongan santri yang ikut berperang di Surabaya tiba di Rembang. Menurut para santri, Kiai Abbas berp...

KAROMAH KH. ABBAS BUNTET PESANTREN SAAT PERANG 10 NOVEMBER 1945 Bagian 2

  Setibanya di Stasiun Rembang, Jawa Tengah, sudah banyak yang menunggunya. Rombongan Kiai Abbas lalu diantar ke Pondok Pesantren Kiai Bisri, di Rembang. Usai salat subuh, Pondok Pesantren Rembang sudah ramai oleh santri yang siap mati berjuang melawan penjajah. Rombongan lalu berangkat ke Surabaya. Sebelum ke Surabaya, Kiai Abbas memanggil Abdul Wachid dan meminta sandal bakiak yang dititipkan kepadanya saat di Cirebon. Kiai Abbas lalu berangkat dengan menumpang mobil sedang kuno. Di dalam mobil yang ditumpangi Kiai Abbas juga terdapat Kiai Bisri yang duduk di jok belakang, dan H Achmad Tamin di depan bersama sopir. Sementara para pengawal Kiai Abbas dari Cirebon diminta tinggal berjaga di Pesantren Rembang. Setibanya di Surabaya, rombongan Kiai Abbas disambut dengan gemuruh takbir dan pekik merdeka. Para kiai lalu masuk ke masjid dan melakukan salat sunnah. Kemudian, Kiai Abbas meminta Kiai H Achmad Tamin berdoa di tepi kolam. Sedangkan kepada Kiai Bisri dari Rembang, Kiai Abbas ...

KAROMAH KH. ABBAS BUNTET PESANTREN SAAT PERANG 10 NOVEMBER 1945 Bagian 1

  KIAI Abbas bin Abdul Jamil merupakan pejuang dan panglima perang dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan. Diketahui para pejuang kemerdekaan kala itu hanya menggunakan bambu runcing dalam menghadapi penjajah yang dilengkapi senjata senapan dan meriam, namun tidak dengan Kiai Abbas, dengan karomah dan kesaktian yang dimilikinya dia hanya menggunakan bakiak, surban dan tasbih untuk memukul mundur dan menghancurkan tentara sekutu. Bakiak, atau sandal yang terbuat dari kayu itu, mungkin terkesan kuno dan ketinggalan jaman. Bakiak lebih banyak dipakai untuk alas kaki di kamar mandi, atau digunakan untuk bersantai di sekitar rumah. Namun Kiai Abbas Abdul Jamil, malah menggunakan bakiak dalam peristiwa-peristiwa penting, seperti saat memimpin pertempuran 10 November 1945. Bung Tomo yang beberapa kali meminta kepada Kiai Hasyim Asy’ari untuk memulai peperangan, selalu ditolak oleh Kiai Hasyim, dengan alasan, menunggu Singa dari Jawa Bara...

PESAN WIRID MBAH MAIMOEN AGAR MURAH REJEKI DALAM RUMAH TANGGA

Almaghfurlah KH. Maimoen Zubair dalam berbagai kesempatan memberikan pesan kepada para santrinya, agar hidup mereka diberi kemudahan, keberkahan dan dilapangkan rezekinya. Ini pesan salah satu pesan beliau: “Mbesok nek wes omah-omah, ojo lali, angger mlebu omah moco Qulhu ping pisan.” (Besok jika sudah berumah tangga, setiap masuk rumah jangan lupa membaca surat Al-Ikhlas walaupun hanya sekali.) Ternyata pesan beliau bukan sembarang nasehat, karena hal itu telah disabdakan oleh junjungan kita, Nabi Besar Muhammad Saw: ‏ﻋﻦ ﺳﻬﻞ ﺑﻦ ﺳﻌﺪ : « ﺟﺎﺀ ﺭﺟﻞ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺷﻜﺎ ﺇﻟﻴﻪ ﺍﻟﻔﻘﺮ ﻓﻘﺎﻝ : ‏ﺇﺫﺍ ﺩﺧﻠﺖ ﺑﻴﺘﻚ ﻓﺴﻠﻢ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻓﻴﻪ ﺃﺣﺪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻓﻴﻪ ﺃﺣﺪ ﻓﺴﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﻚ ، ﻭﺍﻗﺮﺃ ﻗﻞ ﻫﻮ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﺣﺪ ﻣﺮﺓ ﻭﺍﺣﺪﺓ ﻓﻔﻌﻞ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻓﺄﺩﺭ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﺭﺯﻗﺎً ﺣﺘﻰ ﺃﻓﺎﺽ ﻋﻠﻰ ﺟﻴﺮﺍﻧﻪ. Artinya: Sahal bin Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Seorang laki-laki datang kepada Nabi Saw. dan mengadukan kefakiran yang menimpanya. Lalu beliau bersabda: “Apabila kamu masuk ke rumahmu, ucapkanlah salam jika ada seseorang di dalamnya. Da...

RIWATAT ULAMA YANG MENYUSUN MANAQIB, KH. AHMAD JAUHARI UMAR

  Kitab Manaqib JAWAHIRUL MA’ANI adalah manaqib (riwayat hidup yang menceritakan tentang Sulthonul Auliya’ Syech Abdul Qodir Al Jilani (ada yang menyebut Al Jaelani). Mulai dari Kelahirannya, perjalanan beliau menuntut ilmu, karomah-karomahnya sampai pada wafatnya. Kitab Manaqib ini di susun oleh seorang ulama Almarhum Almagfurillah KH. Ahmad Jauhari Umar. Dulu beliau pemimpin Pondok Pesantren Darus Salam, Pasuruan Jawa Timur. KH. Ahmad jauhari umar mengajarkan dan ‘mengijazahkan’ manaqib ini kepada para murid-murid beliau. Dari murid-murid beliau inilah manaqib ini akhirnya tersebar luas ke seluruh nusantara bahkan mungkin sampai ke negara tetangga juga. Di dalam kitab manaqib (pada halaman belakang) tersebut juga di jelaskan manfaat dari manaqib tersebut dan cara pengamalannya. Misalnya : Supaya bisa mendapatkan ilmu Laduni , luas rezki maka setiap hari membaca wirid Ya Badii’ 946x di lanjutkan membaca manaqib Jawahirul Ma’ani tersebut. Syaikh Ahmad Jauhari Umar dilahirkan pada h...

IJAZAH SURAT AL-FATIHAH DARI SIMBAH KH. ABDUL HAMID PASURUAN

Beberapa kali saya membuat status tentang ijazah ini, selalu dibagikan ratusan kali, begitu juga dengan akun-akun lainnya yang Copas selalu dibagikan banyak sekali, bahkan ada yg menggunggah di Youtube. Oleh karena itu saya berusaha mencari file aslinya yang ditandatangani pengurus Ahli Thariqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdhiyah (JATMAN) dengan setempel asli.  Akhirnya bisa menemukan file aslinya setelah berbulan-bulan mencari diantara ribuan arsip Simbah KH. Mudhoffar Fatkhurrohman Kriyan Kalinyamatan Jepara yang pada waktu itu menjadi sekertaris JATMAN. Amalan ini saya terima dari Simbah KH. Mudhoffar dan beliau menerima dari Simbah KH. Abdul Hamid Pasuruan. Menurut buku biografi beliau “Percik-percik keteladan Kiai Hamid Pasuruan” diterangkan beliau “mendapatkan langsung ” dari Syeh Abdul Qodir Al-Jailani. Lalu amalan ini kami jadikan wirid di acara Rutin Kenduri Syafa’at di PP. Nailun Najah Kriyan Kalinyamatan Jepara setiap malam Senin Kliwon. Menurut Simbah KH. Abdul Hamid, siapa ora...

Karomah KH Maimuoen Zubir Sebelum Meninggal

Hayatul Makki, biasa orang-orang memanggilnya dengan Gus Hayat, sekarang menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Alif Baa Tanbihul Ghofilin Mantrianom, Bawang, Banjarnegara itu sempat mengaku tidak percaya dengan kewalian Mbah Moen (Al-Maghfurlah KH. Maimoen Zubair).  Pada suatu hari dia akan sowan Mbah Moen, dalam hatinya ngrenteg : "Nek bener-bener Mbah Moen itu Wali maka nanti saya akan kepengin makan dengan nasi tumpeng berikut beraneka ragam lauknya, tapi masa ada di ndalem nasi tumpeng itu?" Gumamnya dalam hati.  "Sopo iku?" Tanya Mbah Moen setelah Makki berada di depan beliau. "Hayat Makki Mbah Mantrianom Banjarnegara". Jawab Gus Hayat. "Oh mlebu ngene, mangan sik" tanpa mau menerima uluran tangan Makki dan justru Mbah Moen langsung menyuruh Makki masuk ke ruang dalam yang biasa untuk menyuguh para tetamu si Mbah. Mbah Maimoen memang mengenal sejak lama dan bersahabat dengan ayah Gus Hayat. Di ruangan dalam ternyata ada ibu Nyai yang memang suda...

Pemimpin Pesantren Perempuan

"langkah pertama saya membangun kepercayaan diri, tentang kehidupan perempuan selalu kalah dalam kehidupan ditinggal suami maka kehidupanya akan hancur lalu saya merenung saya ingin menjadi perempuan seperti laki-laki., lalu kemudaian saya tampil di depan rratusan santri menguumkan akan ada pengantinya. saya bilang Allah swt akan mengantinya". Ujar Masriyah Amva. Nyai Hj. Masriyah Amva sudah 15 tahun menjadi pemimpin pesantren setelah ditinggal mati pleh suaminya. memimpin 1800 santri putra-putri tidaklah mudah sebagai seorang perempuan tetapi dengan niat tekad yang bulat bahwa perempuan juga bisa memimpin pesantren. Saat pesantren masih dipimpin suaminya Masriyah hanya sebagai istri dia tidak pernah terlibat dalam urusan pesantren. 

Nyai Bariroh Tambakberas: Perempuan Sufi Penghafal Quran dengan Mata Batin yang Tajam

Ngalapberkah.net. Di ambil dari web Hidayatuna.id, Pesantren Tambakberas, Jombang, Jawa Timur telah melahirkan banyak tokoh besar yang patut dijadikan teladan. Salah satunya adalah Nyai Bariroh, seorang perempuan sufi penghafal Alquran yang memiliki mata batin yang tajam. Kisah mengenai Nyai Bariroh mungkin saja tidak tertulis dalam lintasan sejarah pesantren maupun madrasah.Tetapi kisahnya menempati ruang tersendiri terutama bagi para santri dan orang-orang yang pernah berjumpa dengan beliau. Nyai Bariroh dilahirkan dari Rahim Nyai Mas Wardliyah Abdurrochim dalam keadaan normal.Tetapi ia kemudian mengalami kebutaan akibat kelalaian pengasuhnya sewaktu kecil sehingga penglihatannya tak lagi berfungsi. Semenjak ayahnya meninggal, kondisi penglihatannya semakin memilukan. Ditambah dengan kondisi ekonomi keluarga yang tidak stabil dan juga faktor memiliki saudara banyak, Nyai Bariroh kekurangan perhatian dari keluarganya sendiri. Akhirnya Nyai Sa’diyah Wahab mengambil alih pengasuhannya d...